KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa. Karena
berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Modernisasi
Tarian Likurai”
Tugas ini berisikan tentang Memodernisasikan Tarian likurai di
Di Suailoro kabupaten Covalima (Timor-Leste). Diharapkan tugas saya ini dapat
bermanfaat bagi teman – teman mahasiswa yang ingin memodernisasikan sebuah
tarian demi memenuhi keinginan wisatawan.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih. Semoga Tuhan yang
maha Esa selalu memberkati kita semua.
1.
PENDAHULUAN
Seni tari adalah keindahan ekspresi
jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui
estetika. Salah satu cara untuk menarik wisatawan menikmati tari –tarian local
adalah tarian kreasi baru yang mempunyai ungkapan artistik yang bebas. makin
maraknya pertumbuhan tari-tarian dalam pariwisata seni. Tari kreasi baru di awal tahun 1970 tepatnya di
Bali dengan tujuan megurangi durasi waktu pentas yang biasanya terbilang lama
dan memberikan sentuhan –sentuhan baru namun tetap mempertahankan keaslihannya.
Dalam tarian baru ini elemen-elemen seni klasik/ tradisional
dipergunakan secara bebas dan kreatif, sesuai rasa estetik individu penatanya.
Kreativitas seperti ini melahirkan garapan tari baru yang inovatif yang
menawarkan gagasan atau nafas-nafas baru yang dapat dikelompokkan sebagai tari Moderen
.
Khusunya dalam tarian likurai sangan diperlukan sentuhan
baru karena durasi aslinya sangat lama yakni bisa sampai tujuh hari. Oleha
karena sentuhan –sentuhan baru dalam tarian likurai sangat diperlukan demi memenuhi
tuntutan kebututuhan pariwisata. Dalam tarian ini penuh dengan simbol-simbol.
Baik simbol dari kehidupan nyata maupun simbol kehidupan alam lain dan
mimpi-mimpi. Tapi dengan memoderenkan tari likurai Tidak hanya menghibur hati,
tetapi dapat memberikan pedoman yang mudah dicerna tentang keperkasaan dan keberanian. Tarian
likurai bukan hanya bisa menghubungkan
nalar dan rasa antar manusia, tetapi juga menghubungkan alam dan manusia
dalam sebuha hubungan yang harmonis.
2.
MODERNISASI TARIAN LIKURAI
2.1
Arti dan sejarah Tari likurai
Secara
Harafia tarian Lukurai berasal dari dua kata yaitu Haliku dan Rai. Haliku
berarti mengawasi, menjaga, melindungi, memelihara, mengambil, menguasai. Rai
berarti Tanah, Bumi, Negeri atau Pulau. Haliku Rai atau kelak disingkatpadukan
menjadi Likurai, boleh diartikan sebagai sebuah aksi atau tindakan mengawasi,
menjaga, melindungi, memelihara dan mengambil tanah atau bumi, entah tanah itu
pada dasarnya milik kita, maupun milik orang lain. Menjaga tanah milik kita
sendiri maupun mengambil, dalam arti menguasai tanah milik orang lain, tentu
tidaklah mudah. Semuanya perlu perjuangan, pertarungan, pertempuran di medan
perang.
Di
zaman nenek moyang dulu, orang Timor harus menjaga baik-baik tanahnya untuk tidak
dicaplok. Tak jarang leluhur orang Timor harus berperang melawan suku lain yang mengganggu
ketenangan hidup warga atau harus merebut wilayah kekuasaan baru karena
bertambahnya anggota suku. Tercatat bahwa leluhur Timor jago perang, lihai dan
banyak kali memenangkan.Tarian Likurai
dahulunya merupakan tarian perang, yaitu tarian yang didendangkan ketika
menyambut atau menyongsong para pahlawan yang pulang dalam perang.
Para wanita akan membagi tugas, ada yang, dibantu beberapa pria, menyiapkan hidangan buat makan bersama (Hadi’a No Hadar Lamak), lainnya bergegas membawa Tihar masing-masing menunggu di Pintu Gerbang (Kanokar Dato Babasak Dato) membentuk barisan, dan selepas Hase-Hawaka dari pujangga adat, para wanita akan segera menabuh Tihar, memberi hormat tiga kali kepada para pahlawan, lalu secara serentak dan lincah, mereka menabuhnya lebih hidup sembari meliuk-liukkan tubuh lambang sukacita atas kemenangan perang dan bergerak menuju Istana Agung (Ksadan, atau lengkapnya Ksadan Dato Molin Dato) Kerajaan (Fohobot-Raibot), mengiringi para Meo yang menang perang dengan membawa serta kepala musuh. Kepala musuh ditaruh pada sebuah tempat khusus terbuat dari batang kayu yang kuat (Turas Ulu), lalu Likurai pun dilanjutkan, kini dalam bentuk lingkaran, sebagai penghinaan (Hamoe, Hati’as) atas kepala musuh (Funu) yang selama ini menjadi sumber masalah, namun kini telah ditaklukkan, sekaligus demi kehormatan (Hatetu-Harani atau Hafoli) para pahlawan yang berjuang mati-matian membela kebenaran, keadilan dan hidup bangsanya.
Puluhan bahkan ratusan wanita berpadu
dalam Basa Tihar, satu atau dua wanita lain membawa gong kecil untuk dipukul (Ta’e Tala) berpadu dengan tabuhan Tihar.
Tala dipadukan dengan Tihar menghasilkan bunyi-bunyian yang membangkitkan
sukacita, decak kagum dan bangga sekaligus menciptakan suasana sakral dan
bernas. Para lelaki yang siap meronggeng pun akan tampil perkasa di kesempatan
ini. Bisa dikatakan bahwa Likurai ini adalah tarian heroik yang pada dasarnya
mengandung unsur kekerasan peperangan (Hatuda Malu), sekaligus syukur atas
keberhasilan, kesejahteraan dan harga diri sebuah bangsa (Husar Binan Rai Timor
Tetuk No Nesan, Di’ak No Kmanek: Bangsa Timor
yang bermartabat, berdaulat, berwibawa,
adil dan sejahtera).
1. Tais Futus adalah sebutan untuk Tenun
Ikat warisan Leluhur (dalam bahasa Tetun, Timor). Dulu kala, cukup dipakai tais
futus, tanpa kebaya. Dan itu disebut Metisusu artinya wanita Timor jaman dulu,
cukup melilitkan kain panjang sedikit di atas dada turun sampai ke pergelangan
kaki.
2. Kaebauk adalah mahkota terbuat dari perak untuk
hiasan kepala orang Timor
3. Belak adalah lempengan logam sebesar
lempengan disk, terbuat dari perak untuk hiasan dada orang Timor
4. Morten adalah manik-manik berwarna oranye,
untuk digantungkan di leher.
5. Riti adalah gelang tangan sebesar
arloji dipasang di pergelangan tangan sebagai hiasan untuk wanita
6. Ina no Bete sia, artinya Ibu dan para Tuan
Putri (Bahasa Tetun)
7.
Tihar mirip Tifa (Maluku) adalah gendang
yang dipakai untuk menari Likurai
8.
Tala adalah gong yang juga ditabuhkan
bersama sejumlah Tihar dalam Tarian Likurai
9. Haksoke adalah ronggengan khas pria
Timor berpadanan dan berhadapan dengan parawanita penabuh gendang. Kain selimut
untuk pria Timor biasanya los saja, tanpa dijahit gabung kedua sisinya (sehingga berbentuk terbuka seperti batik).
Kain wanita dijahit gabung kedua sisinya (sehingga berbentuk seperti kain
sarung atau lipa) Sehingga jelas diketahui, mana kain pria dan mana kain
wanita.
2.2
Penyebaran
Tarian Liku rai
Memang,
sejatinya Tarian Likurai ini berasal dari Daerah Belu. Namun kita juga dapat
menjumpainya di Timor-Leste khusunya desa suai loro ( Kamanasa) . Menurut Oang tua (tetua
adat) di Suai Loro Abel Ximenes. konon
katanya masyakatak sui loro nenek moyangnya berasal dari keturunan Manu
Aman Lakaan inilah yang kelak memenuhi Tanah Belu, Timor Leste, Dawan, Rote,
Sabu, Larantuka atau Lamaholot di Pulau Flores bagian Timur.” Dengan demikian
tidaklah heran kalau masyarakat Suai
kebanyakan menganut paham matrilineal karena kisah Tuan Putri Laka Loro Kmesak
ini. Walau akhirnya dalam sejarah yang panjang, anak-cucu Manu Aman Lakaan
mengembangkan pula sistem patrilineal dengan mem-faen kotu seorang istri untuk
dimasukkan ke rumah suku lelaki, itu merupakan pengembangan lebih lanjut atau
penafsiran terhadap sistem matrilineal yang sudah ada sejak leluhur, di mana,
perempuan yang di-faen-kotu, memiliki arti bahwa perempuan itu sangat tinggi
harkatnya dan sangat disanjung sehingga suku suami, rela mengorbankan harta
bendanya demi mendapatkan perempuan baru sebagai anggota inti rumah suku sang
suami. Dan yang masih menjadi bukti di suailoro selain tarian liku rai juga
bahasa dan adat istiadat
Pada masa kini, tarian tersebut
hanya dipentaskan saat menerima tamu-tamu agung atau pada upacara besar atau
acara-acara tertentu. Sebelum tarian ini dipentaskan, maka terlebih dahulu
diadakan suatu upacara adat untuk menurunkan Likurai atau tambur-tambur itu
dari tempat penyimpanannya yaitu Rumah Adat (
uma lulik.) Oleh karana tetua adat kemudian digunakan para penari untuk
pentas.
2.3
Gerakan
–gerakan Tarian liku rai
Jumlah peserta
tarian likurai tidak dibatasi. Para
wanita maupun laki – laki Timor, tua-muda, besar-kecil, entah berpendidikan
tinggi atau pun buta aksara, baik orang berada maupun kaum sederhana, semua
berpadu mengapit tambur di bawah ketiaknya, lalu membentuk barisan atau
lingkaran di antara mereka kadang belasan wanita, kadang puluhan, kadang malah
bisa ratusan wanita, memukul atau membunyikannya secara dinamis, ritmik, dengan
beraneka ragam bunyi atau warna pukulan, namun tetap menjaga kekompakan, tempo,
juga dipadukan dengan gerakan tubuh, badan meliuk secara beraturan kesana-kemari
seiring bunyi-bunyian yang dihasilkan dari pukulan gendang tersebut. Gendang
ini dalam bahasa Tetun Suai disebut Babadok
. Babadok ini pasti dipunyai oleh setiap
rumah tangga di Kabupaten Belu. Para wanita Timor tentu menyimpan Babadok di rumahnya. Menabuh Babadok disebut Basa-Babadok atau He’uk. Selain Babadok , satu atau dua
wanita lainnya tidak akan membawa babadok ke dalam lingkaran para penari itu,
tetapi membawa Tala. Tala adalah sejenis gong kecil, terbuat dari logam,
ukurannya sebesar piring makan, yang sangat cocok ditabuhkan berpaduan dengan
pukulan Tihar.
Di samping para wanita--yang menabuh gendang apitan bawah ketiak dengan penuh ritmik-dinamis gerakan tubuhnya, ditambah lengkingan gong--para lelaki pun, karena dibakar semangat oleh keramaian bunyi-bunyian Tihar, Tala dan gerak lincah-gemulai para wanita itu, masuk meronggeng dalam lingkaran. Kadang, para lelaki tampil lebih heboh daripada para wanita. Sering mereka membawa selendang kecil berukuran panjang dua meter dan mereka akan berperangai seperti elang mengepakkan sayap mencari mangsa. Kadang malah mereka membawa kelewang adat, di mana di pangkal kelewang itu diikat rambut dari kepala musuh yang pernah ditebas dengan kelewang sakti itu untuk menunjukkan sifat kepahlawanan leluhur Timor.
Dalam keramaian itu para lelaki peronggeng akan sesekali berteriak, dan teriakanitumenggelegar menambah riuh-rendah suasana pesta, sepertinya para peronggeng itu mau menunjukkan kejantanan mereka di saat perhelatan itu. Ronggengan lelaki mengiringi para wanita penabuh gendang dan gong itu disebut Haksoke. Ketika ronggengan maut lelaki membahana, para wanita pun semakin gesit dan lincah menabuh babadokr dan meliuk-liukkan tubuhnya. Panas cuaca, keringatan, siapa peduli? Kemeriahan inilah yang menjadi suasana puncak sebuah Tarian Likurai. Lamanya tarian ini tergantung pada cuaca, kepiawaian, ketahanan para penari dan peronggeng, ketersediaan waktu dan tempat. Cuaca cerah, Tiharnya banyak, Talanya bergaung, para penarinya aduhai, para peronggengnya gagah, tempatnya luas dan teduh, misalkan di tanah lapang, di bawah rindangnya beringin, tarian bakal begitu lama durasinya. Dulu biasanya ditarikan sekitar tujuh jam, dari sekitar jam sepuluh pagi hingga jam lima sore, selama tujuh hari terturut-turut (Dahur No Liban Kalan Hitu Loron Hitu).
Kini ditarikan sekitar empat sampai lima jam saja dan jarang dilangsungkan selama tujuh hari berturut-turut. Seorang penari tidak otomatis menari selama tujuh jam. Tentu tiap orang akan dengan bijaksana memutuskan kapan ia bergabung dalam lingkaran para penari dan kapan ia harus beristirahat sejenak. Dalam waktu istirahat, tentu acara selingan bagi orang Timor adalah mengunyah sirih pinang, menegur-sapa, berbasa-basi sambil menjadi penonton yang memberi komentar-komentar ringan sebagai penyemangat bagi para penari.
2.4
Makna
–makna baru
Kini Tarian
Likurai diberi beberapa makna baru untuk menolong manusia Timor demi memperjuangkan dan mencapai hidup yang lebih
bermartabat:
1. Tarian Likurai ketika dibawakan dalam upacara keagamaan (biasanya dalam peribadatan Gereja Katolik) mau menunjukkan bahwa sebagai umat beriman, kita harus tampil sebagai pahlawan yang selalu berusaha mengalahkan kejahatan dengan selalu memilih untuk berbuat baik sesuai dengan kehendak Tuhan, demi kebahagiaan kita semua.
2. Tarian Likurai ketika dibawakan dalam menyambut kunjungan tokoh-tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat atau pun tamu terhormat, mau menunjukkan bahwa sikap saling menghormati adalah sikap dasariah manusia beradab. Para sesepuh itu layak dihormati dan ini juga menggugah mereka untuk tampil sebagai pahlawan yang siap membela dan mengupayakan kemajuan dan kemandirian segenap rakyatnya.
3. Tarian Likurai ketika dibawakan dalam pelbagai acara syukuran sebenarnya mau menunjukkan kepada kita bahwa kita patut bersyukur kepada Tuhan yang senantiasa memberkati kita, sekaligus kita berterima kasih kepada sesama manusia dan alam semesta yang senantiasa menolong dan menunjang kerja keras kita untuk mencapai idealitas hidup, sesuai yang kita dambakan bersama: hidup yang aman, damai, bersahabat, adil, sejahtera dalam keterpaduan hati sebagai sesama manusia, dengan alam semesta dan dengan kesadaran mendalam bahwa bagaimana pun kita ini makhluk terbatas yang bergantung sepenuhnya pada kekuasaan Tuhan.
2.5 Memodernisasikan
Meskipun sudah ada perubahan durasi
tapi kelihatannya masih tetap lama bila di pentaskan pada acara-acara
kepariwisataan. Likurai ketika dibawakan dalam upacara keagamaan durasinnya
sekitar 2, 5 jam, ketika dibawakan dalam menyambut kunjungan tokoh-tokoh
pemerintahan 3 sampai 4 jam dan ketika dibawakan dalam pelbagai acara syukuran
waktu pentas bisa mencapai 5 jam. Apa yang perlu dikurangi untuk mendapatkan
durasi waktu yang cocok sesuai kebutuhan pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Peserta Tarian
Disini penulis ingin menguransi peserta pentas
sesuai kebutuhan panggung. Bisa antara 8 sampai 12 peserta. Dengan Konposisi untuk
yang 12 penari. Laki –laki 4org, wanita
8 org, sedangkan untuk 8 penari. laki –laki 2 org, perempuan 4 org. Dengan
Mengurangi peserta bisa member kesempatan untuk penari melakukan tarian atau
pertunjukan sesuia waktu yang ditetepkan.
2.
Durasi
Musik
Musik yang akan
dimainkan durasi disesuiakan dengan
kebutuhan wisatawan. Jangan terjadi mutualisme dimana makna budaya akan tetap
dijaga dan waktu wisatawan pun tidak banyak disita
3.
Pakian
bagi Penari
Tarian Likurai
bukan hanya ada di Timor-leste saja sehingga pakain yang akan digunakan oleh
penari harus ada motif yang beda supaya tercipta keunikan .
DAFTAR PUSTAKA
Direcção
Nacional de EstatÃstica, Ministério das Finanças de Timor
Leste,
(citado
em 26 de Abril de 2011).
Website: www.cultura.gov.tl
I Gde Pitana & Putu G. Gayatri “ Sosiologi Pariwisata” Ed. I Andi Yogyakarta 2004
Www. Wikipedia “ Sejarah Timor-Timur”
Mantap suai adalah kota kelahiranku....thx buat artikel anda...Kunjung balik sobat.
BalasHapusSAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
HapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
Jagalah keaslian Tarian Kita...jangan menambah gaya atau gerakan...karena takut akan hilangnya gerakan dan gaya yang asli...
BalasHapus